Laman

Minggu, 21 November 2010

PENYALAHGUNAAN DATA (tulisan teori orgaisasi umum 1)(ke5)

semakin besar, hal ini menyebabkan kebutuhan informasi pun menjadi meningkat. Untuk mendapatkan informasi secara individu, kelompok ataupun organisasi bekerja dengan berbagai cara untuk mendapatkannya.

Tuntutan jaman terkadang membuat seseorang gelap mata atas perkembangan teknologi,semakin berkembang suatu teknologi,semakin meningkat kemampuan seseorang memanfaatkannya maka semakin beragam pula niat dan cara seseorang untuk memenuhi kebutuhannya akan informasi.

Beberapa dari mereka mendalami perkembangan teknologi sebagai bagian dari pekerjaan untuk tujuan Perusahaan dan sebagainya, mereka mengambangkan teknologi-teknologi yang telah ada untuk menciptakan teknologi baru. Dengan begitu Perusahaan tempat mereka bekerja akan mendapat nama besar dan orang itu sendiri akan mendapatkan gaji yang setimpal dengan usahanya.

Tetapi beberapa lainnya yang merasa tidak cukup memiliki kemampuan untuk mengembangkan suatu teknologi,memilih untuk menggunakan ‘jalan pintas’ untuk melancarkan kebutuhannya akan informasi dan juga uang. Dalam taraf ini ada yang disebut CYBERCRIME yang berarti kejahatan dimana tindakan kriminal hanya bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi cyber dan terjadi di dunia cyber. Mereka ‘mencuri’ data-data tertentu yang mereka butuhkan untuk kepantingan mereka, Inilah yang disebut sebagai penyalahgunaan data. Mengambil data yang notabene bukan milik mereka dan menggunakannya untuk kepentingan lain tanpa sepengetahuan pemilik aslinya.

Terkadang pula ‘aktor’ dibelakang kejahatan tersebut dengan orang yang menjalankan kejahatan tersebut adalah dua individu yang berbeda. Seseorang yang melakukan cybercrime disebut hacker dan cracker. Perbedaan mendasar dari keduanya adalah hacker (tidak seperti kejahatan profesional) adalah tidak dimotivasi oleh materi . Hal tersebut bisa dilihat bahwa hacker menikmati apa yang mereka lakukan. Sedangkan Cracker biasanya kemudian melakukan ‘pencurian’ dan tindakan anarki, begitu mereka mendapat akses. Jadi dengan kata lain Cracker inilah yang bisanya menjadi ‘actor’ yang melakukan penyalahgunaan data.

Banyak diantara cracker adalah pegawai sebuah perusahaan yang loyal dan dipercaya oleh perusahaan-nya, dan dia tidak perlu melakukan kejahatan komputer . Mereka adalah orang-orang yang tergoda pada lubang-lubang yang terdapat pada sistem computer. Sehingga kesempatan merupakan penyebab utama orang-orang tersebut menjadi ‘penjahat cyber’.

Tujuan mereka melakukan hal tersebut bermacam-macam. Ada yang berlatarkan materi,misalnya mereka akan mendapatkan keuntungan lebih besar jika mereka melakukannya. Tapi ada juga yang memiliki tujuan-tujuan lain seprti menjatuh kan nama perusahaan tertentu berlatar dendam,atau saingan bisanis,dan lain-lain.

Jadi jelas bahwa individu-individu yang melakukan kejahatan pencurian dan penyalahgunaan data sebenarnya merupakan meraka-meraka yang mengerti dengan beik tentang teknologi dan perkembangannya hanya saja tidak diimbangi dengan niat yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar