Bagai dua sisi mata uang yang saling berlawanan, begitulah penggambaran dunia pendidikan dan dunia kerja. Sebelum nya telah disinggung mengenai betapa dunia pendidikan menuntut suatu hardskill yang baik dari para peserta didik. Namun kenyataannya setelah lulus dari institusi pendidikan dan memasuki dunia kerja, Nilai, score, ataupun IPK bukanlah hal yang dianggap terlalu penting. Leadership, kejujuran, juga kempuan bersosialisassi, itulah yang dituntut dari para lulusan institusi pendidikan ketika memasuki dunia kerja.
Leadership, kejujuran, kemampuan bersosialisani, juga kemampuan bekerja sama dan beberapa aspek lainnya, disebut sebagai softskill. Berbeda dengan hardskill yang memiliki parameter nilai yang dapat diukur besar dan kecil nya dan dikatakan bersifat nyata, Softskill bersifat tak kesat mata atau abstrak. Softskill tidak dapat langsung dipelajari di sekolah ataupun universitas, softskill juga sulit untuk diukur. Misalkan suatu kejujuran , tidak ada parameter pasti untuk mengukur kejujuran seseorang, sulit untuk membedakan apakah seseorang berkata bohong atau jujur.
Softskill disebut-sebut memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kesuksesan seseorang, bahkan menurut salahs atu penelitian di Harvard University dikatakan prosentase pengaruh softskill mempengaruhi kesuksesan mencapai 80%. Jika dikaji lebih dalam lagi. Softskill snagat erat hubungannya dengan tingkat emosional seseorang, bagaimana ia memanage emosi sehingga mempu menempatkan dirinya dalam berbagai situasi. Memiliki Hardskill baik jika tidak mampu mengontrol emosi , akan membuat seseorang berada dalam posisi sulit bahkan mungkin salah. Contoh sederhana dari hal ini, adalah seorang mahasiswa ketika memdapatkan banyak tugas cenderung merasa tertekan, dan stress, mereka mneganggap tugas tersebut sebagai beban, namun seseorang yang mampu mengontrol emosi nya akan menanggapi hal tersebut dengan tenang, mengerjakannya satu-persatu , berfikir bahwa tugas-tugas tersebut adalah bagian dari proses belajar.
Softskill sendiri dapat diperoleh atau ditingkatkan dari budi pekerti yang diajarkan dari orang tua, guru , agama dan juga terpaan lingkungan. Selain itu, softskill juga didapat dari pegalaman dalam hidup seseorang.
Menilik betapa penting dan berpengaruhnya softskill dalam menentukan kesuksesan seseorang, ada baiknya bidang pendidikan juga mengkaji kembali kurikulum yang telah ada, memasukkan lebih banyak pelajaran yang mampu meningkatkan softskill dari peserta didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar