Menyebut nama mobil Kiat SMK mungkin sudah sangat familiar di telinga. Dewasa ini mobil karya siswa-sisws Sekolah Menengah Kejuruan SMKN 2 solo tersebut menjadi primadona diberbagai pemberitaan baik di di media cetak ataupun elektronik. Bagaimana tidak, mobil merupakan barang ‘elit’ di Negara berkembang seperti Indonesia ini, merupakan suatu kebanggaan besar ketika dapat membuatnya. Mobil SMK ini digadang-gadang dapat menjadi mobil nasional dan dapat diproduksi secara masal. Sayang nya, menurut kabar terakhir mobil yang diberi nama Esemka tersebut gagal dalam uji emisi beberapa waktu lalu.
Menungutip dari ucapan Kepala Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, Bambang S Ervan , "Dirjen Perhubungan Darat sudah menerima hasil uji emisi. Hasilnya belum memenuhi standar Kementerian Lingkungan Hidup," Untuk uji emisi gas buang yang memakai standar Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), mobil Esemka tidak lolos karena pembuangannya Carbon Monoksida (CO) masih cukup tinggi yaitu 11,63 gram/km dan HC+NOx sebesar 2,69 gram/km. Padahal standarnya 5 gram per km dan HC+NOx standar 0,70 gram/km.
Bukan hanya belum lolos dalam uji emisi, mobil Esemka ini juga dianggap belum memenuhi standar dalam hal ketajaman lampunya. Pemerintah telah menetapkan standar dalam satu lampu harus memiliki 12.000 candle (CD), namun pada Esemka lampu kanannya baru menyinarkan 10.900 CD dan sebelah kiri sebanyak 6.700 CD. "Kalau nanti dari BPPT lolos, dari uji teknis oleh Ditjen Perhubungan Darat lolos, baru Kemenhub akan keluarkan sertifikat uji tipe," lanjut bambang.
Diharapkan kegagalan dalam uji emisi kali ini tidak menurunkan semangat para siswa-siswa Esemka untuk terus berkarya. Masih banyak waktu untuk memperbaiki mobil yang digadang-gadang telah dipesan hingga Total lebih dari 650 unit tersebut. Pemerintah juga diharapkan untuk memberi dorongan pada siswa siswa SMK untuk tidak berhenti berkarya. Namun diluar semua itu, kita harus tetap bangga akan hasil yang telah dicapai hingga saat ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar